Benar apa kata pepatah, belajar itu dari buaian sampai liang lahat. Pepatah lain juga mengatakan bahwa belajarlah sampai negeri Cina. Artinya bahwa jarak bukanlah pembatas dalam pembelajaran, dalam menuntut ilmu.
Belajar, belajar dan belajarlah hingga engkau menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Mungkin itulah yang menjadikan landasan kami akan mencari ilmu. Tak mengenal dimanapun berada, tak mengenal siapapun itu pembicaranya yang terpenting adalah ilmu apa yang ia berikan kepada kita. Yup, Ilmu. Ilmu mengenai seluk beluk training.
26 Agustus 2017
Trainer Community berkesempatan untuk mengikuti acara Trainer For Trainer yang diselenggarakan oleh JAN yang bekerjasama dengan ISTRAC, yang juga merupakan bagian dari Keluarga Muslim Psikologi UGM
Kami belajar banyak, memahami dunia trainer dalam sudut pandang psikologi. Materi berupa pemahaman awal sebagai trainer dan dasar-dasarnya.
Apalah arti menuntut ilmu jika ilmu itu dipendam sendiri dan tidak bermanfaat untuk orang lain. Maka dari itu saya sangat senang sekali membagikan ilmu ini untuk teman-teman pembaca.
Berikut secercah cahaya yang saya dapat semoga bermanfaat bagi teman-teman pembaca ^_^
=================================***===============================
APASIH ITU TRAINER?
Trainer ? mungkin sebagian orang merasa ambigu dengan makna dari istilah trainer. Motivator kah ? Tukang outbond kah ? Orang berpengaruh kah? Atau Tukang hore-hore ? yap, daripada ragu-ragu mengenai apasih itu Trainer, kuy baca artikel ini sampai selesai. Yes.
Trainer adalah seseorang yang memberikan pembelajaran tentang sesuatu sehingga menimbulkan insight (AHA) atas hasil belajar yang diberikan. Entah itu berisi motivasi, tips dan trik sehingga memberikan pengaruh. Pengaruh ini juga bisa berupa berbagai hal, salah satunya ilmu yang bermanfaat misalnya ; Training Pengembangan Diri, training kepemimpinan, Training Problem Solving, dan masih banyak lagi tema-tema mengenai training.
Lalu apakah itu Training? Training merupakan bagian dari edukator, sarana agar seseorang atau sekelompok orang mempunyai pemahaman dan ‘ketrampilan’ . Dan yang lebih penting mengikuti/ melakukan training akan meningkatkan derajad keimanan kita. Asek. Tetapi ini tetap bergantung dari jenis training yang kita ikuti. Bila ini adalah training yang memiliki tema berbasis dengan Ketuhanan maka kita akan semakin dekat dengan-Nya. Karena pada hakikatnya training mengacu pada usaha yang terencana dan sistematis untuk mengupgrade ilmu pengetahuan, skill sehingga terbentuk perilaku yang baik.
Ilmu pengetahuan membuat seseorang menjadi tahu, skill membuat seseorang menjadi bisa, behavior membuat seseorang pernah melakukan, dan yang terpenting attitude membuat seseorang menjadi suka. Suka membuat seseorang menjadi menikmati tiap-tiap proses yang dilakukan sehingga akan meningkatkan kadar kebahagiaan kita dan rasa bersyukur kita. Betul tidak ?
WHY TRAINING ?
Lalu ngapain sih, kita mesti training segala? Kan bisa tuh baca buku dan kita udah dapet ilmu yang sama..
Eitss tunggu dulu, ada teori yang menjelaskan kemampuan mengingat kita berasal dari 10% apabila kita membaca, 20% apabila mendengarkan, 30% dari yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar , 70 % dari apa yang kita katakan daaaan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. So, training adalah proses pembelajaran yang efektif. Selain belajar untuk diri sendiri juga berbagi ilmu untuk orang lain. So pahalanya dobel kan? Yes.
TRAINING SUKSES
Ga semua training itu sukses loh… kenapa? Karena sederhana saja. Training sukses apabila si peserta trainer setelah keluar dari training mendapatkan insight (ahaaa). So, untuk Si trainer perlu dicatat nih, niat awal kita training bukan hanya untuk ketawa ketiwi dan asal gayeng aja loh guys, kita punya beban moral agar peserta kita mendapatkan pencerahan/terpengaruh dari apa yang kita katakan. Moral disini merupakan nilai-nilai penting yang disisipkan dalam sebuah training. Contohnya adalah niali-nilai kepemimpinan, kerjasama, rela berkorban, teguh, real menolong dan lain sebagainya sesuai dengan judul training yang ingin kamu bawakan.
SIKLUS TRAINING
Jadi temen-temen training itu ada polanya lho..yups. Pola ini membuat kita lebih mudah dalam menangkap materi atau merancang suatu materi.
Dimulai dari Diagnose. Diagnose disini bahasa mudahnya adalah scaning general kebutuhan apa aja sih yang perlu diberikan untuk si peserta, bagaimana latar belakangnya, apa tujuannya, dan materi apa sih yang cocok untuk di jejali pada si peserta.
Design bisa dikatakan sebagai rancangan/ kerangka kita dalam menyampaikan materi. Rancangan ini membuat training menjadi sistematis dan struktur. Nah, untuk para ahli ni ya, perpindahan antara tahap satu ke lainnya berjalan secara mulus smooth mengalir begitu saja dan ritmenya sangat enak di lalui. Nah ini butuh jam terbang yang tinggi dan latihan terus menerus. Keep learning ya teman.
Deliver = menyampaikan pelatihan sesuai metode yang paling sesuai, tahap ini adalah tahap paling penting. Ada banyak loh unsur yang mempengaruhi seperti postur, gestur, suara.
• Posture = gimana cara berdiri, kontak mata, senyum
• Gesture = gimana gerak tangan, jari, kaki
Verbal suara :
Volume, nada, tempo. Yang jelas bagaimana kreatifitas kita memainkan berbagai jenis aspek suara yang ada.
Nah aspek verbal graffiti bisa sebagai momok para pembicara. Sadar atau tidak ferbal grafiti seperti emmm, nggngn, ummm, eeee, lalalllalalal bisa sebagai kerikil kita dalam berbicara. Manusiawi sekali namun menjadi trainer yang handal harus meminimalisir itu semua. Mengurangi kerikil-kerikil sebagai usaha untuk memberikan pelatihan yang mulus. Lagi-lagi butuh latihan yang ekstra bukan ? Harus tetep semangat yaa 🙂
Oh ya ini ada beberapa pesan yang perlu diinget, ini berlaku untuk berbagai situasi di kehidupan juga lohh. Bukan hanya di dunia trainer.
1. Trainer sebaiknya datang lebih awal untuk mengetahui kondisi yang akan kita hadapi sebagai strategi design. Selain itu dengan kita hadir di lokasi lebih awal ini merupakan bentuk penghargaan kita terhadap diri sendiri. Karena jika kita datang terlebih dahulu kita masih memiliki persiapan untuk kemungkinan terburuk. Sesuai dengan kata pepatah “Plan for the worst hope for the best”
2. Repetition ( pengulangan) adalah cara cermat untuk usaha training yang perfect namun, repetition yang cerdas adalah melakukan pengulangan dengan sadar akan kesalahan lalu membenahi, bukan pengulangan dengan kesalahan yang sama.
3. Seorang trainer harus takut atau grogi, namun takut disini adalah takut karena tidak mendapat ridho Allah, dan grogi karena cemas training yang dilakukan tidak layak sebagai amal shalih. Masya Allah
4. Trainer yang hebat adalah trainer yang hebat pada segala aspek. Tidak hanya hebat saat melakukan pelatihan saja, namun selepas itu harus hebat.
5. Pada awalan training sebaiknya tidak memberikan stimulus negatif.
Example : “….penonton kok lemes sih ?” “….kok lesu?”
Intan Hesti, PJSIG16 Trainer @Trainer Community
Gila keren ,terbaik lah TC semakin didepan
sukaaa.. Terus menulis ya TC!!! Bermanfaat banget tulisanya 😀